Jamu Ramuan Madura Makin Diminati

ANTARA/Arief Priyono

Jamu tradisional Madura, akhir-akhir tidak hanya diminati konsumen dari Pamekasan, melainkan juga dari kota lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang dan Jakarta.

"Saya dulu membuat jamu itu hanya untuk dikonsumsi warga Pamekasan, Sumenep dan Sampang," kata penjual jamu tradisional Madura, Ny. Sumiati di Pamekasan, Minggu (1/3/2009).

Jamu yang dijual Sumiati ini merupakan racikan sendiri yang diambil dari rempah-rempah yang ada di sekitar pekarangan rumahnya. Waktu itu, Sumiati membuat jamu dengan cara meracik, dengan menggunakan alat tumbuk dari batu alam.

"Saya menjual jamu ini sejak tahun 1970-an. Mulai dari penggunaan alat yang sangat tradisional," ujar Sumiati.

Ia mengatakan, untuk menyeduh segelas jamu, nenek yang memiliki delapan orang cucu ini membutuhkan waktu yang relatif lama, yakni antara 15 hingga 20 menit."Itupun jika bahan-bahan sudah siap racik," jelasnya.

Namun, jika bahan masih dikumpulkan, maka waktu yang dibutuhkan Sumiati antara satu hingga satu setengah jam.Waktu yang sangat lama dibandingkan dengan proses pembuatan jamu saat ini.

Kini, setelah Sumiati memiliki mesin penggiling, bantuan dari pemerintah daerah, dia tidak perlu membutuhkan waktu yang sangat lama."Cukup dengan menyediakan bahan-bahan yang akan diracik. Dalam hitungan jam, saya sudah mampu mambuat racikan jamu hingga puluhan bahkan
ratusan pak jamu," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, sebagaimana jamu buatan pabrik lainnya, jamu tradisional Sumiati ini juga sudah mengantongi izin dari Departemen Kesehatan RI dengan nomor:268/IKOT/JATIM/IX/2004.

Menurut dia, sejak mengantongin izin dari Depkes RI pada tahun 2004, jamu tradisional Sumiati tak hanya dipasarkan di wilayah Kabupaten Pamekasan dan Madura pada umumnya.Tapi kini mampu menembus pasangan di luar Madura, seperti Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta.

"Kalau saya ikut pameran yang digelar pemerintah, pasti banyak yang laku. Bahkan pembeli kadang memesan langsung ke Pamakesan dalam jumlah yang cukup besar," terangnya.

Jamu buatan Sumiati ini sangat manjur untuk meningkatkan stamina tubuh. "Yang paling laris itu biasanya jamu kuat lelaki, galian rapet dan galian singset untuk kaum perempuan," katanya.

Meski sudah banyak didatangi pembeli, tapi istri pengrajin sablon Imam Suhairi ini setiap harinya tetap berjualan jamu di pasar tradisional Gurem, Desa Teja, Kecamatan Kota, Pamekasan, tempat semula berjualan jamu.

"Kasihan para pelanggan pasar yang sudah biasa minum jamu ke saya itu. Tiap hari saya mesti berjualan disana meskipun pembeli sudah banyak yang datang ke rumah secara langsung," kata Sumiati menjelaskan. (Ant/OL-02)

Sumber: Media Indonesia, Minggu, 01 Maret 2009

Label: , ,

2 Komentar:

Pada 8 September 2016 pukul 09.39 , Anonymous Baju Bayi Murah Tanah Abang mengatakan...

makasih banyak gan

 
Pada 8 September 2016 pukul 09.40 , Anonymous Jamu Kuat Obat Tahan Lama mengatakan...

salam kenal bang

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda