KKN ke Kabupaten Sampang

UNIVERSITAS Trunojoyo sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Pulau Madura ikut berperan aktif dalam mengatasi persoalan sosial. Peran serta ini dilakukan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sampang. KKN ini merupakan agenda Unijoyo melalui LPPM, sebagai bentuk pengamalan tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN ini terlaksana atas kerja sama pihak LPPM-Unijoyo dengan Pemerintah Kabupaten Sampang.

KKN merupakan salah satu bentuk transfer ilmu dari mahasiswa ke masyarakat dalam arti bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat.

”KKN Unijoyo ditempatkan di daerah Madura karena kabupaten-kabupaten di Madura masih tertinggal di banding daerah lain di Jawa,” ujar Gatot Pornomo yang menjabat sebagai sekretaris LPPM-Unijoyo.
Dalam KKN, setiap peserta melalui beberapa rute mulai dari pendaftaran, pembekalan, penyusunan program kerja, pelepasan peserta KKN, dan pelaksanaan KKN dan penarikan peserta KKN.

KKN Unijoyo dimulai 19 Januari s/d 23 Februari 2009. KKN diikuti 294 mahasiswa, yang terbagi menjadi 30 kelompok, dengan rincian mahasiswa Fakultas Teknik (151), Fakultas Ekonomi (70), Fakultas Pertanian (37), Fakultas Hukum (33), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (3).

Setiap kelompok terdiri atas 9-10 mahasiswa yang didampingi seorang dosen pembimbing lapangan, yang bertugas mendampingi mahasiswa dan sebagai penilai mahasiswa. Setiap kelompok wajib menyusun program kerja sesuai tema yang telah ditentukan dalam buku panduan KKN.
Program kerja terbagi atas dua, yaitu program kerja utama dan program kerja pendamping atau tambahan. Program kerja utama merupakan program kerja yang menjadi kewajiban setiap kelompok untuk dilaksanakan di tempat KKN.

Program kerja pendukung merupakan program yang mendukung program kerja utama. Tema program kerja yang ditentukan panitia tentang pendidikan, pemberantasan buta aksara, aparatur desa, pemanfaatan lahan pertanian.

”Proker pendukung diserahkan kepada masing-masing kelompok misalnya penanaman pohon dan membuat taman baca,” ujar Wiyos dari kelompok 21 di desa Pangilen Kec Sampang.

Keberhasilan KKN tidak lepas dari kekompakan kelompok. ”Kalau kelompok kompak program kerja utama berjalan lancar dan sesuai harapan karena proker merupakan poin penilaian dalam KKN ini selain monitoring dan evaluasi secara langsung dari panitian KKN yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali,” kata Helmi dari peserta KKN kelompok 15.

Untuk tahap akhir setiap kelompok wajib menyusun laporan akhir yang berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan selama KKN. Ini harus bersifat objektif dan laporan ini nantinya dipresentasikan di depan dosen pembimbing lapangan.

Penulis: Wawan Hermansyah, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Trunojoyo Bangkalan

Sumber: Surya, Senin, 2 Februari 2009