Pamekasan Juara Festival Internasional Nusa Dua

Tari Praban Lanceng Memukau, Souvenir Laris Manis

Pemerintah Kabupaten Pamekasan kembali menorehkan prestasi tingkat nasional. Kali ini di Festival Internasional Nusa Dua III di Bali akhir pekan lalu. Kontingen Pamekasan dinobatkan sebagai juara utama paling kreatif, inovatif, dan produktif.
Tak sia-sia perjuangan kontingen Pemkab Pamekasan dalam Festival Internasional Nusa Dua III di Bali akhir pekan lalu. Rombongan pemkab yang beranggotakan 75 orang dari berbagai sektor itu, ternyata mampu menunjukkan prestasi gemilang. Hal itu tak lepas dari keseriusan kontingen pemkab dalam menyuguhkan penampilan terbaiknya.

Pimpinan rombongan Pemkab Pamekasan, Drs Atok Suharyanto, mengatakan, kontingen yang dipimpinnya berasal dari elemen eksekutif dan legislatif. Dari eksekutif terdiri dari beberapa staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag) dan Bagian Perekonomian. "Dari legislatif ada komisi B dan komisi D yang juga ikut serta," ujarnya di gedung pemkab kemarin.

Selain dari pemkab dan legislatif, kontingen Pamekasan didukung beberapa pihak. Terutama beberapa sekolah yang memiliki potensi dalam bidang kesenian dan budaya. "Memang, untuk penampilan seni dan budaya kita menggandeng banyak pihak. Terutama, mereka yang memang ahli di bidangnya. Tapi, semuanya berasal dari Pamekasan," katanya.

Atok lalu menceritakan beberapa rangkaian kegiatan yang dilalui kontingen Pamekasan. Selain mengikuti kegiatan pembukaan berupa seremonial, kontingen Pamekasan hampir semua mengikuti rangkaian kegiatan. Seperti pertunjukan budaya lokal, ekspo, dan kirab.

Untuk pertunjukan budaya lokal, kontingen Pamekasan menampilkan kesenian tari. Adapun tari yang dipilih untuk dipentaskan adalah tari Praban Lanceng. Tari yang berkisah mengenai pertemuan seorang gadis dan perjaka itu dibawakan oleh tim kesenian gabungan dari beberapa sanggar seni.

"Penampilan pentas Praban Lanceng saat itu cukup membuat penonton terpukau. Sebab, tim dari Pamekasan ternyata mampu menyuguhkan penampilan terbaiknya," terang Atok.

Selain kepiawaian penari, tari Praban Lanceng juga didukung oleh penampilan musik kolaborasi yang menarik. Yakni, kolaborasi musik Ul-daul dengan musik tradisional gamelan. Musik yang dibawakan dinilai mampu menghasilkan kualitas kesenian khas. "Penampilan budaya lokal dari Pamekasan memiliki poin besar karena mampu membuat penonton dan panitia berdecak kagum," terangnya.

Poin lain yang menjadikan kontingen Pamekasan juara utama lantaran banyaknya kreativitas inovasi. Terutama pada aspek penjualan beberapa souvenir khas Pamekasan yang diletakkan di anjungan/stan. Selama empat hari kegiatan, transaksi yang berlangsung diperkirakan mencapai Rp 100 juta. "Itulah salah satu poin kita, terutama pada sektor anjungan. Panitia memberikan penilaian cukup bagus karena banyaknya peminat terhadap souvenir asal Pamekasan," papar Atok.

Anjungan kontingen Pamekasan menjual sejumlah produk lokal. Seperti batik tulis, souvenir khas, camilan khas, dan aneka macam jamu yang dikemas dalam beberapa kemasan. "Jamu misalnya. Kita menyiapkan bukan hanya sekadar jamu. Tapi dengan berbagai kemasan. Pengunjung bisa langsung menikmati jamu seduh di stan sehingga membuat ketertarikan tersendiri," tandasnya.

Atas dasar itulah, panitia Festival Internasional Nusa Dua III memberikan predikat juara utama paling kreatif, inovatif dan produktif kepada kontingen Pamekasan. "Itu semua tak lepas dari dukungan banyak pihak. Terutama, para anggota kontingen yang tampil maksimal sesuai bidangnya masing-masing," kata Atok merendah. "Kita menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga bisa mengukir prestasi. Ke depan, kita harus bisa meningkatkan prestasi yang telah diraih itu," pungkasnya. (AKHMADI YASID)

Sumber: Jawa Pos, Jumat, 26 Okt 2007

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda