Harus Bisa Berbahasa Madura

Malam Ini Grand Final Kajeb 2007

Foto Jawa Pos
Jika tidak ada aral melintang, malam ini, pukul 18.30, grandfinal Pemilihan Duta Wisata Kacong Jebbing (Kajeb) Bangkalan 2007 digelar. Bertempat di GOR Saka Jalan Halim Perdana Kusuma Bangkalan, 10 pasangan Kajeb senior dan 10 pasangan Kajeb yunior akan berjuang merebut tahta Kacong serta Jebbing Bangkalan 2007.

Bukan hanya predikat yang bakal diraih. Sebanyak 20 hadiah bagi para pemenang sudah menanti. Yakni, 6 sepeda motor, 4 laptop, 8 komputer, dan 2 TV. Selain itu finalis mendapat tropi, selempang, dan sertifikat.

Memasuki detik-detik terakhir menuju grand final, kemarin petang finalis Kajeb senior (20 orang) beraudiensi dengan Bupati Fuad Amin dan jajaran muspikab beserta istri. Kegiatan berlangsung di Pendapa Agung Bangkalan.

Saat audiensi, bupati minta Kajeb mengerti dan selalu mengikuti perkembangan Bahasa Madura. Alasannya, sekarang banyak orang Madura yang tidak mengerti Bahasa Madura yang baik dan benar. "Orang Betawi saja (Ny Imas, Red) sudah bisa berbahasa Madura yang baik dan benar. Apalagi Kajeb. Ya, harus harus bisa berbahasa Madura yang halus," kata Fuad saat audiensi. Dia juga meminta, sebagai generasi muda, finalis Kajeb harus selalu meningkatkan keimanan dan ilmu pengetahuan.

Sementara, Kapolres Bangkalan Drs H M. Khosim meminta Kajeb Bangkalan mampu menjadi duta wisata yang memberi citra positif. Sebab, Kajeb tidak dipilih karena cantik dan gantengnya saja. "Kajeb harus menjadi duta wisata yang mampu memromosikan hal-hal positif tentang Bangkalan dan Madura. Baik skala regional maupun internasional," ujarnya.

Sedangkan Dandim 0829 Bangkalan Letkol Inf Saptono Adi Birowo SE mengajukan pertanyaan kritis menyangkut kemampuan dan pengetahuan para peserta. Terutama wawasan kebangsaan. Seperti luas wilayah NKRI, baik darat dan laut. Jumlah suku, bahasa, serta kebudayaan yang ada di Indonesia.

Usai audiensi, para finalis kembali ke hotel untuk menjalani karantina. Agendanya, pagi ini para finalis mengikuti gladiresik malam grandfinal.

Pada malam puncak ini, tiga juri diturunkan. Dua juri dari Surabaya dan satu juri lokal. Mereka adalah Dr Falih, direktur Sekolah Pariwisata Unair, dan Putty, mantan Raki 2005 yang juga finalis Putri Indonesia dan Duta Koperasi 2007. Sedangkan juri lokal adalah Hasan Sasra yang selama ini dikenal sebagai budayawan Madura. (tra)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 28 Okt 2007

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda