Wapres JK Istighotsah di Martajasah

Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla (JK) kemarin berkunjung ke Madura. Agenda kenegaraan kemarin diawali dengan menghadiri istighotsah keselamatan Suramadu yang diadakan PC NU Bangkalan. Selanjutnya JK melanjutkan perjalanan ke Sampang menemui tokoh ulama dan masyarakat.

Rombongan Wapres tiba sekitar pukul 14.00. Heli yang membawa JK dan istri mendarat di Stadion Bangkalan. Kemudian Wapres didampingi Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Bangkalan Fuad serta rombongan menuju lokasi istighotsah di kompleks Pasarean Syaichona Kholil di Desa Martajasah, Kecamatan Kota Bangkalan.

Sementara di Masjid Syaichona Kholil yang direnovasi baru 70 persen selesai itu, ribuan jamaah doa bersama sudah menunggu JK. Termasuk jajaran pengurus PC NU dan pejabat Pemkab Bangkalan. Ketua PC NU Bangkalan RKH Fakhrillah Aschal mengaku sangat bersyukur Wapres bisa hadir memenuhi undangan.

Ra Fakhri-panggilan RKH Fakhrillah Aschal-menjelaskan, istighotsah merupakan wujud syukur atas tuntasnya pembangunan Jembatan Suramadu yang lama dinantikan masyarakat Madura. "Kami juga ingin berdoa agar jembatan itu benar - benar bermanfaat serta dijauhi dari dampak negatif yang mengancam budaya Madura yang islami," ujarnya.

Hal sama disampaikan Bupati Fuad Amin saat menyampaikan sambutan selamat datang. Cicit Syaichona Moh. Kholil ini mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla. Menurut dia, berkat kepemimpinan mereka Jembatan Suramadu akhirnya tuntas.

Sementara JK mengaku sangat senang bisa kembali ke Bangkalan. Dalam ingatannya, kunjungannya ke Madura kemarin merupakan kali ketiga dalam hidupnya. Pada 2002 lalu dia pernah menonton kerapan sapi dan pernah membantu pemulangan pengungsi Madura.

"Saya sangat senang bisa hadir kembali ke Madura menghadiri undangan PC NU Bangkalan untuk istighotsah suksesnya pembangunan Suramadu," ujarnya di hadapan ribuan peserta doa bersama.

Wapres mengakui, Jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang di Indonesia merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Suramadu merupakan cita - cita sejak lama. Bukan saja bagi rakyat Madura, tapi semua masyarakat nusantara.

JK mengajak mengingat peran tokoh Madura yang juga mantan Gubernur Jatim Moh. Noer. "Kita juga harus mengucapkan terima kasih kepada Imam Utomo dan Soekarwo. Selain itu kita juga harus mengingat peran ibu Megawati dan Presiden SBY," katanya.

Wapres berharap keberadaan Jembatan Suramadu semakin meningkatkan keuletan masyarakat Madura dalam berusaha. Namun begitu, dia mengingatkan dampak negatif yang akan muncul dengan tersambungnya Pulau Madura dengan Jawa.

"Dengan Jembatan Suramadu, ke depan Madura harus sejajar dengan daerah lain. Namun, peran serta pemkab dan para ulama harus lebih besar untuk menjaga budaya dan ciri khas Madura tidak hilang tergerus zaman," ingatnya.

Wapres juga berpesan agar sektor pendidikan masyarakat Madura terus ditingkatkan. Sehingga, sumber daya alam (SDA) yang melimpah di Madura dibarengi dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Dia berharap masyarakat terpelajar dan para pengusaha Madura yang sedang merantau mau untuk kembali membangun di Madura.

Selain itu, JK mengaku bangga bisa berziarah ke makam Syaichona Moh. Kholil. Sebagai warga NU, dia mengajak semua menghormati jasa Syaichona Moh. Kholil. "Sebab, Mbah Kholil adalah guru para ulama pendiri NU," tandasnya.

Bahkan, sebagai warga NU, Wapres secara khusus akan menyumbang untuk kelanjutan pembangunan masjid Syaichona Kholil.

Sebelum pulang, JK dan istri memanjatkan doa di depan makam Syaichona Moh. Kholil. Selanjutnya keduanya menaburkan rangkaian bunga di atas makam ualam besar asal Madura itu.

Ketika JK dan rombongan hendak pulang, petugas harus bekerja keras untuk bisa mengeluarkan Wapres dari kepungan warga. Sebab, warga berebut ingin bersalaman dengan JK. (ale/mat)

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 20 Juni 2009

Label: , ,