Ambulan Jadi Mobil Pribadi

Fungsi mobil ambulan sudah bergeser dari kegunaannya di Kabupaten Sumenep. Mobil untuk mengangkut pasien ini ternyata sering berfungsi mirip mobil dinas atau bahkan mobil pribadi kepala puskesmas.

Hal ini mengundang protes sejumlah Ketua LSM LP3K (Lembaga Pemantau Pelaksanaan Pembangunan di Kepulauan) Kabupaten Sumenep, Badrul Aini. Dari hasil pantauannya, banyak ditemukan ambulan di beberapa puskesmas yang ‘nongkrong’ di pasar-pasar.

Bahkan ada juga yang ditemukan sedang dipinjamkan ke orang lain untuk kepentingan keluarga. Hal ini mengesankan ambulan berubah menjadi mobil dinas atau mobil keluarga.

“Seringkali terlihat mobil ambulan justru parkir di rumah kepala puskesmas, daripada dipakai untuk kepentingan pasien yang berobah di puskesmas,” tandas Badrul yang kini kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Sumenep ini. Penggunaan di luar fungsinya terhadap mobil ambulan itu dinilai sebuah bentuk penyelewengan yang mengarah pada tindakan korupsi. Karena pemeliharaan dan operasional mobil ambulan dibiayai oleh negara, tetapi penggunannya banyak dipakai pribadi.

Data-data pelanggaran dan penyalahgunaan mobil ambulan sudah banyak dikantongi oleh lembaganya. Selain banyak digunakan belanja ke pasar, swalayan dan kegiatan keluarga, ada juga mobil ambulan yang digunakan untuk mobilitas kepada puskesmas sehari-hari.

Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, dr Susianto kepada wartawan mengaku dia juga mengetahui banyak mobil ambulan yang digunakan untuk kepentingan pribadi. “Ada memang, tetapi frekuensinya tidak tiap hari. Hanya sewaktu-waktu saja,” katanya.
Tetapi setelah dipakai, ambulan dikembalikan lagi ke puskesmas kembali disiagakan untuk sewaktu-waktu dipergunakan untuk kepentingan puskesmas. (st2)

Sumber: Surya, Sabtu, 6 Juni 2009

Label: